liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Turki Keluarkan Travel Warning ke AS dan Eropa, RI Pantau Situasi

Turki telah mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya yang bepergian ke Amerika Serikat dan Eropa, terhadap peningkatan risiko kemungkinan serangan Islamofobia, xenofobia, dan rasis.

Peringatan ini menyusul pembakaran Alquran oleh pemimpin partai politik sayap kanan Stram Kurs, Rasmus Paludan, dalam demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, Sabtu (21/1) pekan lalu.

Menanggapi peringatan Turki tersebut, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), akan memantau perkembangan dan mencermati situasi untuk memastikan kebenaran adanya peningkatan risiko serangan kekerasan terhadap warga Muslim. Hal ini dilakukan untuk menjamin keselamatan WNI di kedua wilayah tersebut.

“Hal itu dibenarkan oleh rekan-rekan yang menangani perlindungan WNI,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, melalui SMS kepada Katadata.co.id, Minggu (29/1).

“Terutama apakah ada perspektif ancaman yang mirip dengan yang ditunjukkan oleh pihak Turki,” lanjutnya.

Menurutnya, Indonesia belum mengeluarkan travel warning khusus bagi warga negara Indonesia, khususnya yang berada di Eropa dan Amerika Serikat.

Terkait aksi pembakaran ini, Indonesia sebelumnya mengecam keras aksi Paludan. Melalui akun Twitter resminya, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa tindakan Paludan merupakan penistaan ​​terhadap Alquran.

“Kebebasan berekspresi harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab,” tulis Kemlu RI di akun Twitter @Kemlu_RI, Minggu (22/1) lalu.

Selain Indonesia dan Turki, berbagai negara di dunia juga mengecam aksi tersebut, mulai dari Arab Saudi, Kuwait, hingga Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Bahkan Swedia juga mengecam tindakan Paludan. Namun, mereka menjelaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari kebebasan berpendapat.

Sementara melalui dua travel warning berbeda yang dikeluarkan pada Sabtu (28/1), Turki meminta warganya di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa tetap tenang. “Bertindak dengan tenang dalam menghadapi kemungkinan pelecehan dan serangan xenofobia dan rasis,” bunyi peringatan itu.

Selain itu, otoritas Turki juga meminta warganya untuk menghindari lokasi demonstrasi. “Jauhi area di mana demonstrasi dapat meningkat,” bunyi peringatan itu.

Siapakah Rasmus Paludan?

Pembakaran Alquran di Swedia bermula saat Paludan menggelar demonstrasi di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm.

Ternyata ini bukan pertama kalinya Paludan membakar Alquran. Mengutip laporan BBC International, pada April 2022, Paludan menggelar demonstrasi serupa di beberapa kota di Swedia, membawa serta partai Stram Kurs yang didirikannya pada 2017. Partai ini kerap menyuarakan agenda anti imigran dan anti Islam.

Sebelumnya, pada 2019, dia membakar Alquran yang dibungkus daging babi.

Paludan sebelumnya dikenal sebagai pengacara dan Youtuber. Dia juga menjalani hukuman penjara karena penghinaan rasial.