Sudah setahun Pemerintah Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina sejak 24 Februari 2022, namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda kapan perang akan berakhir.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) malah memberlakukan sanksi tambahan terhadap 60 individu dan entitas Rusia, termasuk menteri, gubernur, pejabat tinggi, dan beberapa perusahaan yang menjalankan program senjata nuklir.
“Satu tahun lalu hari ini, Rusia melancarkan perang besar-besaran yang brutal dan tidak beralasan terhadap Ukraina. Kami tetap berkomitmen untuk mendukung rakyat Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam keterangan tertulis, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (25/ ). 25/2019) 2).
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri AS, Blinken mengatakan negaranya meningkatkan upaya untuk meminta pertanggungjawaban Kremlin atas perang Rusia di Ukraina.
“Sanksi ekonomi, kontrol ekspor, dan tarif yang diumumkan minggu ini, berkoordinasi dengan G7, menunjukkan bahwa kami akan terus bekerja sama dengan sekutu dan mitra kami untuk meningkatkan tekanan pada Presiden Putin,” kata Blinken.
Tekanan tersebut ditujukan untuk membatasi kemampuan Putin untuk berperang dan merongrong kemampuan ekonomi Rusia untuk membiayai perang.
Sebagai bagian dari upaya menambah beban belanja Rusia, kata Blinken, Presiden Joe Biden pada Jumat mengumumkan kenaikan tarif tambahan untuk berbagai barang dari Rusia. AS juga menaikkan tarif pada sebagian besar logam dan produk logam menjadi 70 persen, dan produk Rusia lainnya menjadi 35 persen.
Langkah ini dirancang untuk menargetkan komoditas utama Rusia yang menjadi sumber pendapatan Kremlin, sekaligus mengurangi ketergantungan AS pada Rusia.
Departemen Luar Negeri AS juga memberlakukan sanksi terhadap beberapa entitas dan individu yang terlibat dalam kegiatan yang merusak perdamaian dan stabilitas AS dan sekutunya. Sanksi juga mencakup entitas dan individu yang memfasilitasi pencurian biji-bijian di Ukraina, dan yang mengobarkan perang atau menduduki wilayah Ukraina atas nama Federasi Rusia.
Natalya Leonidivna Desyatova adalah salah satu yang diblokir karena dianggap bertanggung jawab atas pencurian tersebut. Desyatova, direktur Museum Seni Kherson di Ukraina yang ditunjuk Rusia, mengizinkan sekitar 10.000 item dari koleksi museum untuk dijarah oleh pasukan Rusia, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri.
Pemerintah Paman Sam juga mengumumkan langkah untuk memberlakukan pembatasan visa terhadap 1.219 personel militer Rusia menyusul tindakan mereka yang mengancam atau melanggar kedaulatan, keutuhan wilayah, atau kemerdekaan Ukraina.
Sanksi tersebut menargetkan beberapa perwira militer Federasi Rusia, yaitu Artyom Igorevich Gorodilov, Aleksey Sergeevich Bulgakov, dan Aleksandr Aleksandrovich Vasilyev. Gorodilov dijatuhi sanksi atas keterlibatannya dalam pelanggaran HAM berat yaitu pembunuhan di luar hukum atau extrajudicial killings.
Bulgakov dan Vasiliev juga didakwa dengan penyiksaan dan/atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat. Oleh karena itu, Gorodilov, Bulgakov, dan Vasilyev, serta anggota keluarga dekat mereka, tidak memenuhi syarat untuk masuk ke Amerika Serikat.
Di bawah sanksi, setiap properti AS yang dimiliki oleh orang yang terkena sanksi atau dikendalikan atas nama mereka oleh warga negara AS akan diblokir.
“Ini menunjukkan persatuan kita untuk memastikan Rusia menanggung biaya perang brutalnya. Ukraina adalah simbol kebebasan bagi kita semua. Amerika Serikat akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan,” kata Blinken.