Sebanyak 16,4 juta masyarakat Indonesia telah mengikuti program Kartu Prakerja sejak diluncurkan pada April 2020. Sepertiga atau sekitar 5,5 juta di antaranya sudah bekerja atau menjalankan usaha.
“Sepertiga dari mereka sudah memiliki usaha atau karyawan,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pada Side Event UN CSocD61: Program Kartu Prakerja – Indonesia yang diselenggarakan secara daring, Jumat malam (10/2).
Mayoritas atau 51% dari 16,4 juta peserta Kartu Prakerja adalah perempuan. Selain itu, 3% penyandang disabilitas.
Kartu Prakerja merupakan program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan yang ditujukan bagi pencari kerja, pegawai/buruh yang terkena PHK, dan/atau pegawai/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM). .
Pemerintah menyediakan berbagai topik pelatihan, disesuaikan dengan latar belakang peserta Kartu Prakerja yang beragam. Selain itu, program ini diselenggarakan secara daring untuk menekan biaya tanpa mengurangi kualitas pembelajaran.
Peserta program Kartu Prakerja juga mendapatkan Rp 600.000 per bulan.
Direktur UNESCO Lifelong Learning Institute David Atchoarena mengatakan, program Kartu Prakerja merupakan salah satu contoh upaya belajar sepanjang hayat. Program ini juga mempromosikan kesetaraan gender.
Hal ini tercermin dari 51% peserta Kartu Prakerja adalah perempuan. “Kartu Prakerja merupakan gambaran yang kuat,” ujarnya. “Ini tentang kesetaraan dan keadilan gender.”
Berdasarkan laporan UNESCO pada tahun 2022, persentase wanita yang belajar di 57% negara di dunia meningkat dibandingkan tahun 2018. Namun, dua pertiga dari total jumlah wanita di dunia tidak dapat membaca.