liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Sebab Adidas Bisa Rugi Rp 19 T karena Putus Kontrak dengan Kanye West

Pemutusan kontrak Adidas dengan rapper Kanye West Oktober lalu berdampak besar pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kamis (9/2) lalu, Adidas memprediksikan kerugian pendapatan hingga 1,2 miliar euro atau setara Rp 19,9 triliun.

Pemicunya karena produsen sepatu asal Jerman itu tak mampu menjual produk kolaborasinya, Yeezy yang sudah lebih dulu diproduksi. “Angka tersebut menjelaskan situasi yang kita hadapi sekarang. Sekarang kami tidak melakukan bisnis sebagaimana mestinya,” kata CEO Adidas Bjørn Gulden.

Dalam laporan pendahuluan yang tidak diaudit, pendapatan Adidas naik 1% terlepas dari nilai tukar. Penjualan pada 2022 juga meningkat 6% menjadi 22,5 miliar euro (Rp 346,5 triliun), dari nilai penjualan 2021 sebesar 21,2 juta euro (Rp 343,4 triliun).

Dengan angka tersebut, laba bersih perseroan tercatat sebesar 254 juta euro (Rp 4,1 triliun), turun 83% dari tahun 2021 senilai 1,49 miliar euro (Rp 24,1 triliun). Semua perhitungan tersebut mengasumsikan bahwa 1 euro setara dengan sekitar Rp 16.200.

adidas (123rf)

Nasib Sepatu Yeezy Yang Sudah Diproduksi

Melalui pedoman keuangan 2023, perusahaan akan mengeksplorasi opsi untuk memanfaatkan saham Yeezy. Jika Adidas tidak dapat menggunakan kembali sisa produksi pakaian dan sepatu Yeezy, kerugian bisa mencapai Rp 8,1 triliun tahun ini.

Awalnya, Adidas masih berniat menjual produk yang dihasilkannya, meski kerja sama sudah berakhir. Namun, produk tersebut akan dijual tanpa nama dan merek Yeezy.

Jika Adidas menjual sepatu tanpa aksesoris Yeezy, perusahaan bisa menghemat sekitar Rp 4,5 triliun untuk pembayaran royalti dan biaya pemasaran. Pilihan lain yang telah dirumuskan Adidas adalah menghancurkan atau menyumbangkan pakaian Yeezy.

Tetapi konsultan ritel Strategic Resource Group, Burt Flickinger, mengatakan Adidas akan kesulitan menggunakan kembali produknya. “Tidak ada pilihan yang baik untuk merek tertekan ini, antara prestise dan kemewahan,” katanya.

Akar Isu Pemutusan Kontrak

Adidas mengakhiri kontrak dengan Kanye West setelah sembilan tahun bekerja sama. Alasannya adalah ekspresi anti-Semit Kanye West alias kebencian terhadap Yahudi. Akhirnya, produksi dan pembayaran Yeezy ke Kanye dihentikan.

Kanye sebelumnya berkata, “Saya bisa mengatakan apa pun yang anti-Semit dan Adidas tidak bisa memecat saya.” Rapper, yang menggunakan nama Ye, menulis di Twitter pada 8 Oktober, “Go death con 3 pada orang Yahudi.”

Menurut situs web Komite Yahudi Amerika, tweet ini dapat diartikan sebagai referensi yang menyesatkan tentang kesiapan pertahanan negara (DEFCON). Ini adalah istilah militer Amerika Serikat untuk kesiapan yang tinggi dalam menghadapi ancaman.

“Komentar dan tindakan Kanye tidak bisa diterima, penuh kebencian dan berbahaya. Ini tidak sesuai dengan nilai-nilai keberagaman, inklusi, dan saling menghormati yang dimiliki perusahaan,” dikutip dari keterangan tertulis Adidas.

Pada pemutusan kontrak tersebut, Adidas memperkirakan akan ada efek pengurangan pendapatan sebesar 250 juta euro. Pasalnya, permintaan sepatu ini cukup tinggi di kuartal keempat.

Jika ketahuan, Adidas telah bekerja sama dengan Kanye sejak 2013. Tiga tahun kemudian, Adidas mendapat untung dari nilai kolaborasi paling signifikan yang pernah dibuat antara merek non-atletik dan olahraga.