liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Rusia Ambil Peluang Bisnis, Siap Suplai Kembali Gas ke Eropa

Pemerintah Rusia dikabarkan akan segera melanjutkan pasokan gas ke Eropa melalui Jalur Pipa Yamal-Eropa, setelah menghentikan pasokan gas melalui Jalur Pipa Nord Stream sejak Agustus lalu.

Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengatakan, langkah mengalirkan kembali gas Rusia ke Eropa merupakan strategi pemerintah untuk merebut peluang bisnis gas di pasar Eropa. “Pasar Eropa tetap relevan, karena kelangkaan gas terus berlanjut, dan kami memiliki setiap kesempatan untuk melanjutkan pasokan,” kata Novak seperti dilansir Reuters, Minggu (25/12).

Novak melanjutkan, Moskow siap melanjutkan pasokan gas melalui Pipa Yamal-Eropa yang juga sempat terhenti karena pertimbangan politik. Jalur Pipa Yamal-Eropa biasanya membawa gas ke wilayah Eropa barat seperti Polandia.

Namun, arah distribusi di Jalur Pipa Yamal-Eropa baru-baru ini diubah menyusul keputusan Polandia untuk membeli gas yang disimpan oleh Jerman. Pada bulan Mei, Polandia mengakhiri perjanjian penjualan gas dengan Rusia, setelah menolak permintaan Moskow untuk membayar transaksi dalam rubel.

“Pipa Yamal-Eropa, yang dihentikan karena alasan politik, tetap tidak digunakan,” kata Novak.

Sementara itu, raksasa gas Rusia Gazprom menjawab bahwa mereka tidak dapat lagi mengekspor gas melalui Polandia, setelah Moskow memberlakukan sanksi terhadap perusahaan Polandia yang memiliki bagian dari pipa Yamal-Eropa.

Novak juga menegaskan kembali bahwa Moskow sedang mendiskusikan pasokan gas tambahan melalui Turki, menyusul pembuatan hub di sana. Lebih lanjut, kata Novak, Moskow akan mengirimkan 21 miliar meter kubik (bcm) gas alam cair atau LNG ke Eropa pada 2022.

“Tahun ini kami mampu meningkatkan pasokan LNG ke Eropa secara signifikan. Dalam 11 bulan di tahun 2022 meningkat menjadi 19,4 bcm, akhir tahun diharapkan menjadi 21 bcm,” ujar Novak.

Pengurangan pasokan gas dari Rusia berdampak besar pada negara-negara Eropa. Misalnya, Jerman, sebagai pelanggan gas alam Rusia terbesar di Eropa, kini terus mengembangkan kebijakan hemat energi untuk menghindari krisis.

Sebelum konflik antara Rusia dan Ukraina, Jerman mendapatkan lebih dari separuh pasokan gas alamnya dari Rusia. Gas tersebut digunakan oleh Jerman untuk pemanas ruangan, pembangkit listrik, dan untuk mendukung operasi pabrik.

Selain ke Eropa, Rusia juga berpeluang menambah pasokan gas ke negara-negara bekas Uni Soviet di kawasan Asia Tengah, seperti Azerbaijan, Uzbekistan, dan Kazakhstan. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pasokan gas untuk keperluan rumah tangga.

Novak juga menyebut negaranya juga berpeluang mengirim gas ke Afghanistan dan Pakistan untuk kontrak jangka panjang. Menurut dia, pengiriman bisa dilakukan melalui penyambungan infrastruktur gas di Asia Tengah, atau melalui pertukaran distribusi dari Iran.