liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Rupiah Menguat, Asing Borong Surat Utang Negara Rp 50 Triliun

Bank Indonesia melaporkan modal asing terus masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN). Total, hingga pekan ini asing membeli obligasi pemerintah hingga Rp 5,4 triliun. Banjirnya minat asing ini sejalan dengan penguatan rupiah yang berlangsung pekan ini sebesar 0,6%.

Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya merinci, modal asing sebanyak Rp4,96 triliun masuk ke pasar keuangan Indonesia pada 30 Januari-2 Februari 2023. Aliran dana masuk itu terdiri dari pembelian bersih Rp5,42 triliun pada pasar SBN dan penjualan bersih Rp 460 miliar di pasar saham.

“Sepanjang tahun 2023, berdasarkan data setelmen hingga 2 Februari 2023, nonresiden membeli net di pasar SBN Rp 50,15 triliun dan menjual net di pasar saham Rp 5,68 triliun,” kata Erwin, Jumat (3/2).

Menurut Erwin, saat ini persepsi risiko investasi mengalami penurunan yang terlihat dari premi credit default swap (CDS) Indonesia yang turun selama lima tahun menjadi 75,81 basis poin pada 2 Februari 2023 dari 80,90 basis poin pada 27 Januari 2023. Sementara itu , hasilnya alias yield SBN tenor 10 tahun alias Indonesia turun menjadi 6,55% pada perdagangan pagi. Penurunan tersebut terjadi di tengah imbal hasil Treasury AS 10-tahun yang juga turun menjadi 3,39%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah ditempatkan di Rp 14.894 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini. Rupiah sedikit terkoreksi enam poin dibandingkan penutupan kemarin, namun masih menguat 0,6% dibandingkan penutupan akhir pekan lalu.

Rupiah sebenarnya bergerak tipis di awal pekan ini yang relatif flat di Rp 15.900. Namun, pertemuan tiga bank sentral, Amerika Serikat, Eropa, dan Inggris memicu pergerakan signifikan selama akhir pekan.

The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada konferensi pers Kamis lalu, seperti yang diharapkan oleh pasar. The Fed juga mengisyaratkan dovish dengan menyatakan bahwa proses disinflasi mungkin telah dimulai bahkan ketika bank sentral terbesar di dunia itu juga menolak terburu-buru mengumumkan kemenangan atas inflasi setelah data menunjukkan inflasi terus turun.

Keputusan The Fed itu kemudian membantu rupiah menguat tajam pada perdagangan Kamis (2/2) dengan ditutup di level Rp14.888 per dolar AS, setelah beberapa hari sebelumnya hampir kembali ke kisaran Rp15.000 per dolar AS. Namun, penguatan itu tidak berlangsung lama. Rupiah pagi ini dibuka sedikit melemah kembali ke level Rp 15.900 setelah dua bank sentral Eropa (ECB) dan Inggris (BoE) memberikan sinyal lebih dovish.

ECB menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin semalam dan sangat menyerukan kenaikan jumlah yang sama bulan depan. Dia mengatakan risiko saat ini lebih seimbang, dan selanjutnya akan menilai kebijakan moneternya. Hal ini memberikan sinyal dovish meski masih ada kenaikan setengah persen lagi bulan depan.

BoE juga menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin semalam, tetapi mengisyaratkan sikap dovish, mengatakan inflasi mungkin telah mencapai puncaknya dan mengingkari janjinya untuk melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif.