liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Kemenkes Gelontorkan Rp 1,3 T Beli Alat Ukur Berat dan Tinggi Bayi

Kementerian Kesehatan atau Kementerian Kesehatan mengalokasikan anggaran sekitar Rp 14 triliun tahun ini terkait target penurunan gizi buruk kronis atau stunting. Dalam anggaran ada beberapa program bernilai tinggi.

Program dengan anggaran terbesar tahun ini adalah pembelian 131.618 paket Antropometri senilai Rp1,34 triliun dalam bentuk Dana Alokasi Khusus atau DAK Fisik.

Sebagai informasi, Antropometri merupakan alat terpadu untuk mengukur tinggi dan berat badan anak. Artinya, harga rata-rata Antropometri yang akan dibeli PBT adalah Rp 10,19 juta per unit.

“Semua Antropometri di seluruh Posyandu akan selesai. Rencananya akan kita tingkatkan dari sekitar 60.000 unit, tahun ini kita persiapkan menjadi sekitar 200.000 unit,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Kamis (9/9). ). /2).

Dari situs resmi Kementerian Kesehatan, jumlah Posyandu di Tanah Air mencapai 303.416 unit, sedangkan Antropometri yang dibutuhkan sebanyak 313.737 unit. Budi mengatakan Presiden Joko Widodo menargetkan target penerimaan tahun ini bisa terpenuhi.

Jokowi pun mengimbau Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan pembelian sekitar 100.000 unit Antropometri hingga akhir tahun 2023. Berdasarkan anggaran awal pembelian Antropometri tahun 2023, tambahan anggaran yang dibutuhkan Kemenkes mencapai Rp 1,12 triliun.

“Kami sedang mencari tambahan agar jumlah Antropometri tahun ini bisa 300.000 unit seperti yang disampaikan Bapak Presiden,” kata Budi.

Program lainnya adalah pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal. Alokasi anggaran untuk program tersebut mencapai Rp 1,23 triliun.

Rinciannya, program makanan tambahan dengan pangan lokal ini merupakan bagian dari DAK Non Fisik tahun ini senilai Rp 3,5 triliun. Budi menilai, anggaran ini bisa digunakan pemerintah daerah sebagai kampanye untuk mengatasi masalah tersebut dengan menyediakan makanan bergizi.

Budi menuturkan, makanan bergizi menjadi kunci pencegahan stunting pada bayi usia 6-24 bulan. Hal ini penting karena asupan ASI belum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi pada usia tersebut.

Budi menegaskan makanan bergizi yang dimaksud adalah protein hewani. “Baik itu telur ayam, susu sapi, ikan, ayam atau sapi,” kata Budi.

Program beranggaran tinggi lainnya tahun ini adalah pengadaan 1.865 unit alat USG atau USG dua dimensi. Alokasi anggaran yang disediakan mencapai Rp 268,7 miliar melalui DAK Fisikal.

Artinya rata-rata USG yang dibeli mencapai Rp 144,07 juta per unit. Sebagai informasi, USG merupakan alat untuk mengambil gambar bagian tubuh tertentu dengan gelombang suara berfrekuensi tinggi. Alat ini digunakan untuk mengetahui kondisi bayi dalam kandungan.

Kementerian Kesehatan mencatat total kebutuhan USG di Tanah Air mencapai 10.321 unit sehingga seluruh Puskesmas di Tanah Air memiliki satu unit USG. Hingga 2022, baru 6.886 Puskesmas yang memiliki alat USG. Pemerintah menargetkan seluruh Puskesmas memiliki mesin USG pada 2024.

Selain bayi usia 6-24 bulan, Budi mengatakan bayi dalam kandungan merupakan poin penting agar terhindar dari stunting. Kehadiran alat USG dinilai dapat membantu intervensi pemerintah terhadap ibu hamil jika diperlukan.

Reporter: Andi M. Arief