Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara masih mencari sejumlah WNI yang hilang kontak di Turki pasca gempa 7,8 Magnitude (M) yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2). Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal mengatakan KBRI Ankara telah mengidentifikasi WNI yang terdampak.
Dilaporkan 10 WNI luka-luka akibat gempa di Turki dan Suriah. Empat di antaranya mendapat perawatan di rumah sakit setempat. Sedangkan enam lainnya harus dipindahkan ke Ankara.
“Selain itu, ada seorang ibu dengan dua orang anak yang sampai saat ini belum bisa kami hubungi,” kata Iqbal seperti dikutip Antara, Rabu (8/2).
Menurut Iqbal, saat ini KBRI masih berupaya mencari dua tenaga terapis spa di Dyarbakir. Hingga saat ini kedua karyawan tersebut belum memberikan tanggapan saat dihubungi. KBRI terus berkoordinasi dengan pihak berwenang setempat didukung dengan pencarian melalui simpul masyarakat Indonesia dan Satgas Perlindungan Nasional Indonesia setempat untuk menemukan mereka.
Iqbal menambahkan pihaknya dan tim KBRI sedang dalam perjalanan menuju Gaziantep untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi 104 WNI yang berada di lima wilayah terdampak gempa. Kedutaan Besar Indonesia berencana membawa korban ke Ankara.
Ke-104 WNI itu terdiri dari Gaziantep 40 orang, Kahramanmaras 40 orang, Dyarbakir 14 orang, Hatay 9 orang, dan WNI Adana 1 orang. Orang-orang Indonesia dievakuasi karena rumah dan asrama mereka hancur, sedangkan tempat penampungan yang disediakan oleh otoritas setempat melebihi kapasitas.
Iqbal mengatakan, proses pemindahan WNI yang berada di Gaziantep, Kahramanmaras dan Hatay ke Ankara kemungkinan akan dilakukan pada Selasa malam ini. KBRI telah menyediakan akomodasi sementara bagi WNI di Wisma Duta di Ankara.
“Tempat yang mampu menampung 110 orang sudah disiapkan agar mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama,” ujarnya.
Senin, 6 Februari 2019, gempa kuat berkekuatan 7,8 SR mengguncang Turki bagian tengah dan tenggara, serta bagian utara Suriah yang berbatasan dengan Turki. Menurut badan manajemen bencana dan darurat Turki (AFAD), lebih dari 200 gempa susulan mengguncang wilayah selatan negara itu.
Situs web harian Hurriyet mengungkapkan total 5.775 bangunan runtuh di 10 provinsi di Turki dan angka ini tidak termasuk bangunan yang runtuh di Suriah. Daerah yang terkena dampak terburuk dengan jumlah kematian tertinggi terletak di Pazarcık, Elbistan dan Türkoglu, Provinsi Kahramanmaras.
Korban tewas semakin bertambah
Berdasarkan update terbaru yang dikutip Reuters, total 7.800 korban di Turki dan Suriah dilaporkan meninggal dunia. Tim penyelamat bekerja melawan cuaca dan kondisi musim dingin yang keras untuk menggali puing-puing dan menemukan orang yang selamat. Skala bencana yang lebih luas berarti data jumlah kematian diperkirakan akan meningkat secara signifikan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengumumkan keadaan darurat di 10 provinsi. Meski demikian, masyarakat di wilayah terdampak menyatakan protes dan kemarahan atas lambatnya penanganan pemerintah daerah.
“Tidak ada seorang pun di sini. Kami berada di bawah salju, tanpa rumah, tanpa apa pun,” kata Murat Alinak, salah satu korban kepada Reuters.
Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter Senin lalu, diikuti ratusan gempa susulan, telah meruntuhkan ribuan bangunan termasuk rumah sakit, sekolah, dan blok apartemen. Gempa tersebut juga melukai puluhan ribu orang, dan menyebabkan banyak orang kehilangan tempat tinggal di Turki dan Suriah utara.