FIFA pada Sabtu (25/3) membatalkan undian Piala Dunia U20 di Bali. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pun menghitung dampak negatif yang bisa terjadi pada sepak bola Indonesia.
Semula, pengundian atau pembagian negara peserta Piala Dunia U20 akan dilakukan pada 31 Maret mendatang. Namun, pada Sabtu (25/3), FIFA membatalkan acara tersebut meski belum memberi tahu PSSI.
PSSI belum mendapatkan alasan resmi FIFA membatalkan undian Piala Dunia U20 di Bali. Namun, sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster menolak ikut timnas atau timnas Israel di Piala Dunia U20.
Bagi PSSI, ini bisa menjadi alasan FIFA membatalkan undian Piala Dunia U20. Sebab, bagi FIFA, penolakan gubernur sama saja dengan membatalkan jaminan pelaksanaan yang telah dikeluarkan Pemda Bali.
Padahal sebelumnya, Gubernur Bali menandatangani Jaminan Pemerintah menjadi salah satu venue Piala Dunia U20 termasuk pengundian Piala Dunia U20.
Karena itu, PSSI saat ini tengah mengukur risiko keputusan FIFA membatalkan undian Piala Dunia U20 bagi sepak bola Indonesia. “Kami berpikir untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia. Karena sanksi FIFA bisa mengisolasi sepak bola Indonesia dari dunia,” kata Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga dalam siaran pers, Minggu (26/3).
PSSI memahami sulitnya memisahkan politik dan olahraga. Untuk itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri sebagai penanggung jawab diplomasi dan politik luar negeri Indonesia, serta Kementerian Pemuda dan Olahraga selaku Inafoc atau penanggung jawab pelaksana Indonesia.
“Manajer umum juga akan melapor kepada Presiden (Jokowi) pada kesempatan pertama, untuk mencari solusi atas semua ini baik diplomasi maupun politik luar negeri demi menyelamatkan sepak bola Indonesia,” kata Arya.
Beberapa hari terakhir, netizen sempat resah dengan nasib penyelenggaraan Piala Dunia U20 di Indonesia. Kekhawatiran yang dimaksud terkait dengan:
Indonesia akan ditangguhkan oleh FIFA World Cup 2034 Federasi olahraga dunia akan mempertimbangkan untuk tidak memilih Indonesia sebagai tuan rumah acara olahraga termasuk Olimpiade Indonesia akan dikritik karena tindakan diskriminatif yang mencampurkan olahraga dengan politik Pemain, pelatih, wasit, klub dan publik akan kehilangan mata pencaharian dan 500.000 orang akan terkena dampak langsung jika sepak bola Indonesia berhenti. U20 tidak boleh mengikuti event sepak bola internasional jika FIFA membekukan PSSI dan mengakibatkan hilangnya potensi ekonomi hampir Rp 10 triliun. Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 sudah tidak ada lagi di Indonesia