Sejumlah perusahaan global merencanakan pemutusan hubungan kerja atau PHK massal tahun ini, seiring meningkatnya ancaman resesi ekonomi. Perusahaan yang berencana melakukan pemotongan mulai beralih ke sektor teknologi, perbankan, hingga konsumen.
Beberapa perusahaan berskala global, seperti Ford, Netflix, dan Shopee sudah melakukan PHK massal sejak tahun ini. PHK besar-besaran dilakukan karena meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Berikut daftar perusahaan global yang merencanakan PHK massal tahun ini:
Goldman Sachs
Goldman Sachs mulai merumahkan pekerja pada Rabu (11/1), bagian dari PHK atau rencana PHK sekitar 3.200 pekerja. Dua pertiga dari mereka yang terkena dampak PHK massal berasal dari perbankan investasi dan divisi pasar global.
PHK oleh bank global adalah yang terbesar sejak krisis keuangan di Amerika Serikat pada 2008.
Perusahaan induk Google, Alphabet
Induk Google Alphabet Inc. akan mengakhiri pekerjaan alias PHK lebih dari 6% atau sekitar 12.000 pekerja. Pemangkasan ini akan memengaruhi pekerjaan di seluruh dunia dan di seluruh perusahaan.
Langkah pengurangan jumlah karyawan diambil karena investor menekan mereka untuk menggunakan strategi yang lebih agresif untuk mengurangi biaya. Menurut Alphabet, PHK merupakan langkah penting untuk mempertajam fokus perusahaan. Perusahaan yakin memiliki peluang besar dengan kecerdasan buatan (AI), yang akan menjadi bidang investasi utama Google di tengah meningkatnya persaingan dengan ChatGPT.
Microsoft
Microsoft kemungkinan akan memberhentikan 5% dari total tenaga kerjanya yang berjumlah 220.000 orang. Raksasa teknologi itu kemungkinan akan mengumumkan PHK besar-besaran akhir bulan ini. Pengurangan 5% dalam total tenaga kerja mungkin berjumlah sekitar 11.000 karyawan.
McDonald’s
CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengkomunikasikan rencana untuk memberhentikan pekerja melalui memo internal perusahaan. Dia juga mengungkapkan bahwa perusahaan akan melakukan restrukturisasi. PHK akan dimulai pada April 2023. Namun, belum jelas berapa pekerja yang akan di-PHK.
Amazon
Amazon mulai merumahkan pekerjanya di Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Kosta Rika pada Rabu (18/1) waktu setempat. Langkah tersebut merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk memangkas 18.000 pekerjaan.
Chief Executive Amazon Andy Jassy mengatakan awal bulan ini akan ada PHK untuk sekitar 6 dari sekitar 300.000 karyawan perusahaan, sebagian besar di e-commerce dan sumber daya manusia (SDM). Amazon memiliki lebih dari 1,5 juta karyawan termasuk pekerja gudang. Itu menjadikan Amazon perusahaan swasta terbesar kedua di Amerika setelah Walmart Inc.