Perekonomian Ukraina telah jatuh 30% selama setahun terakhir akibat perang yang dipicu oleh agresi Rusia. Pengusaha Ukraina berjuang untuk mempertahankan bisnis mereka di tengah perang, yang antara lain menyebabkan masalah listrik dan air.
Direktur Kerjasama Internasional Kadin Ukraina Anna Liubyama mengatakan bahwa beberapa kota menjadi hidup, termasuk di ibukota, Kiev, yang seperti kota hantu. Sebagian besar perusahaan Ukraina berusaha bertahan, antara lain dengan memindahkan pabrik.
“Bisnis kami cukup kuat dan tangguh saat ini,” kata Liubyama saat berkunjung ke kantor Katadata.co.id, pekan lalu.
Ia menjelaskan, banyak pabrik dan infrastruktur penting yang hancur selama perang. Beberapa perusahaan memilih untuk memindahkan bisnis mereka ke Ukraina barat. Namun, tantangan tidak berhenti sampai di situ. Listrik, internet, dan pasokan air masih menjadi kendala yang mereka hadapi.
Genset merupakan salah satu alternatif yang sering digunakan saat aliran listrik terputus. Ekspor Ukraina juga sangat terpengaruh. Beberapa pelabuhan telah direbut oleh Rusia, memaksa eksportir Ukraina untuk mengekspor melalui pelabuhan lain dan juga melalui negara tetangga.
Namun, perusahaan di Ukraina kini dapat terus mengekspor. Beberapa barang ekspor yang dicatat Anna adalah barang pertanian dan komponen konstruksi.
Salah satu item perdagangan penting Ukraina untuk pasar global adalah gandum dan minyak bunga matahari. Ukraina memasok 70% kebutuhan gandum dunia dan 57% kebutuhan minyak bunga matahari dunia.
“Indonesia juga menjadi salah satu tujuan ekspor utama kami untuk gandum dan jagung,” kata Anna.
Selain gandum, menurut dia, ada kemungkinan kerjasama perdagangan di sektor pertanian lain termasuk buah-buahan. Dia mencontohkan, Ukraina bisa mengekspor blueberry, ceri, dan apel ke Indonesia, serta mengimpor kelapa dan mangga dari Indonesia.
“Kami memiliki lebih dari 10.000 perusahaan di Ukraina dan kami siap menawarkan produk yang bagus dengan harga bersaing. Jika ada minat untuk berbisnis di Ukraina, kami dapat terhubung dengan orang yang tepat,” ujarnya.
Meski dalam situasi sulit, ia menekankan bahwa rakyat Ukraina terus berjuang untuk mendapatkan kembali kemerdekaannya. Pemerintah Ukraina juga berusaha memfasilitasi bisnis dan investasi dalam situasi saat ini. Salah satunya dengan membuat peraturan pendaftaran elektronik atau e-registration.
Liubyama menjelaskan, e-registrasi memungkinkan perusahaan asing membuka perusahaan di Ukraina melalui pendaftaran online. Menurutnya, hal ini akan berguna bagi perusahaan dagang yang ingin memastikan arus barang dari dan ke Ukraina.
“Jadi, perusahaan asing bisa beroperasi di Ukraina, bisa mendaftar di website dan ada support team bagi yang ingin mendaftar,” kata Liubyama.
Peraturan ini akan memfasilitasi bisnis dan investasi di Ukraina. Setengah dari anggaran Ukraina saat ini didukung oleh pajak, yang sebagian besar disumbangkan oleh bisnis. Sedangkan separuh lainnya berasal dari bantuan internasional.
Untuk menjamin keamanan berbisnis di Ukraina, menurut dia, pemerintah Ukraina juga telah menjalin kerja sama dengan Bank Dunia. Kerja sama tersebut berupa penyediaan dana untuk melindungi perusahaan di Ukraina.
Nilai kerjasama antara pemerintah Ukraina dan Bank Dunia mencapai US$ 17 miliar. Selain asuransi, dana tersebut akan digunakan untuk pinjaman berbunga rendah di Ukraina.
Selain itu, menurut dia, pemerintah dan pengusaha Ukraina sedang mengembangkan infrastruktur logistik baru. “Kami sedang membangun terminal cukai baru. Selain itu, semua perusahaan logistik membuat rute baru untuk tujuan ekspor-impor,” kata Anna.
Reporter: Andi M. Arief