Badan Urusan Logistik Perusahaan Umum atau Perum Bulog mengungkapkan adanya tanda-tanda penyelundupan beras impor ke Timor Leste. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, beras tersebut diselundupkan ke Tanah Air melalui Atambua, Nusa Tenggara Timur.
“Beras impor Bulog dijual dengan harga hingga Rp20.000 per kilogram di NTT, ini sangat disayangkan,” kata Buwas saat ditemui di Polda Banten, Jumat (10/2).
Buwas mengatakan penyelundupan beras merugikan pemerintah Indonesia. Selain itu, upaya pemerintah menurunkan harga beras sia-sia karena operasional pasar Bulog terganggu.
“Negara ini berusaha memenuhi kebutuhan rakyatnya, pemerintah terus berupaya menurunkan harga beras salah satunya dengan mengimpor, tapi ada pihak yang mengambil keuntungan,” ujar Buwas lagi.
Buwas mengatakan, pihaknya mendapat laporan soal penyelundupan beras impor ke Timor Leste dari kepolisian. Indikator ini terdeteksi setelah melakukan inspeksi mendadak di Pasar Induk Beras Cipinang.
Lebih lanjut, kata dia, pemerintah akan membawa kasus penyelundupan beras ke jalur hukum. Dia berharap polisi bisa menemukan dalang di balik penyelundupan itu.
Dugaan penyimpangan impor beras Bulog sudah terdeteksi sejak awal 2023. Kecurigaan itu muncul seiring dengan masih terbatasnya beras di pasar setelah pemerintah menambah pasokan beras impor sebanyak 500.000 ton. .
Buwas mengaku kecewa dengan penipuan yang dilakukan sejumlah pengusaha beras yang tidak bertanggung jawab. Pemerintah menjual beras impor murah dengan harga eceran Rp 8.300 per kilogram. Sementara, para pelaku justru menjual beras di atas harga eceran tertinggi atau HET Rp 12.000 per kilogram.