Gambar satelit telah beredar baru-baru ini menunjukkan peningkatan aktivitas di rumah duka dan krematorium di beberapa kota di China. Informasi ini menimbulkan kecurigaan bahwa kematian akibat Covid-19 di Negeri Ginseng semakin meningkat.
Jean-Pierre Cabestan, pakar China dan profesor emeritus di Hong Kong Baptist University, mengatakan kepada TIME bahwa citra satelit “menunjukkan jumlah korban tewas lebih tinggi daripada yang dikatakan pihak berwenang.”
TIME mengunggah sejumlah citra satelit dari sejumlah lokasi yang dihimpun pada Jumat (13/1). Pertama, bidikan dari Rumah Duka Distrik Tongzhou di Beijing ini menunjukkan pembuatan tempat parkir baru pada 24 Desember 2022. Citra satelit menunjukkan puluhan kendaraan yang diparkir. Gambar serupa tidak terlihat dari citra satelit yang diambil sekitar tiga minggu sebelumnya.
Kedua, puluhan kendaraan terlihat berbaris di luar dan diparkir di samping kompleks Rumah Duka Nanjing di provinsi Jiangsu timur. Gambar diambil dari citra satelit pada 3 Januari. Tidak ada citra kendaraan yang terlihat berdasarkan citra satelit per 9 November 2022.
Ketiga, citra satelit menunjukkan banyak kendaraan, termasuk kendaraan putih yang terlihat seperti mobil jenazah, mengelilingi Rumah Duka Donglin
di Chengdu, Provinsi Sichuan. Foto area yang diambil setahun sebelumnya pada 18 Desember 2021 menunjukkan hampir tidak ada kendaraan di area tersebut.
China Belum Rilis Angka Covid-19
Rilis citra satelit tersebut bertepatan dengan pemerintah China tidak memperbarui laporan harian COVID-19 selama tiga hari. Kebijakan ini menimbulkan keraguan tentang transparansi.
Cabestan mengatakan sulit untuk mengakses informasi yang dapat dipercaya tentang situasi Covid-19 di China. Akibatnya, banyak yang mudah curiga terhadap informasi dari pemerintah. “Seluruh pemadaman informasi ini merugikan pemerintah,” kata Cabestan kepada TIME.
Seorang pejabat kesehatan senior China pada hari Rabu mengklaim masih terlalu dini untuk menghitung secara akurat jumlah kematian dan infeksi Covid-19. China juga hanya menghitung kematian akibat pneumonia dan gagal napas sebagai kematian terkait Covid-19, sementara pemerintah lain menggunakan metrik yang berbeda.
Wu Zunyou, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian Penyakit China, mengatakan Pusat berencana untuk merilis data kematian berlebih untuk meredakan kekhawatiran tentang keakuratan statistik mereka. Tidak jelas kapan data ini akan tersedia.
Pemerintah China tidak memperbarui laporan harian Covid-19 selama tiga hari terakhir hingga Kamis (1/12). Laporan Covid-19 terakhir diterbitkan pada Senin (9/1).
Sejak Minggu (25/12), pemerintah China tidak lagi mempublikasikan data terbaru peningkatan kasus Covid-19. Keputusan untuk menghentikan publikasi data Covid-19 muncul di tengah keraguan tentang keandalan data yang dirilis otoritas China karena jumlah kasus terus meningkat setelah pembatasan ketat tiba-tiba dilonggarkan.
“Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) China akan merilis berbagai item terkait Covid-19 untuk tujuan penelitian dan pengayaan referensi,” menurut Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Minggu (25/12). .